Joko pensiun sabagai seorang Tentara Angkatan Darat pada 1 April 2013. Dengan jabatan terakhir Kepala Sekretariat Umum Kodam 6 Mulawarman di Balikpapan. Namun setelah pensiun sebagai seorang tentara , tidak menghentikan Joko untuk mendarmabaktikan diri kepada Ibu Pertiwi. Ia terobsesi untuk melaksanakan acara – acara yang bersifat sosial. Beberapa dikala setelah pensiun , Joko mendapat anjuran untuk berkegiatan sosial di YPCM. Tanpa berfikir panjang dia eksklusif mendapatkan anjuran itu. Pada masa awal darmabaktinya di YPCM Joko hanya melaksanakan pekerjaan membantu apa saja yang bisa dia bantu. Namun dalam perjalanannya dia melihat ada hal yang perlu dibenahi pada YPCM. Yaitu ketertiban manajemen dan keungan yang dia rasa kurang beres. Lalu Pembina dan pengawas YPCM menugaskan dia sebagai ketua hingga dikala ini. Seperti dayung bersambut , sesuai dengan niat Joko untuk menjadi insan yang bermanfaat hingga dirinya sudah tidak bisa lagi.
Sari , salah satu penyandang disabilitas yang bertugas sebagai penjaga showroom YPCM menunjukkan sedikit kesan nya terhadap Joko. Wanita pramuniaga yang telah bekerja semenjak tahun 2008 itu mengatakan bahwa : semenjak diketuai Joko keadaan di YPCM menjadi lebih baik dan mendapat lebih banyak order. Sari berada di YPCM bersama suaminya Anton yang bekerja di bab produksi. Mereka bekerja enam hari seminggu , mulai dari pukul 08.00 – 15.30.
Sampai dikala nya di bab harapan. Harapan Joko tentunya. Ia mengungkapkan , bahwa sesungguhnya penyandang disabilitas memiliki banyak kemampuan dalam aneka macam hal. Ia sendiri mengatakan jikalau produk yang dihasilkan pekerja YPCM sama kualitasnya dengan produk orang normal. Mereka hanya memerlukan usaha untuk mendapatkan pengukuhan dan komunitas untuk menunjukkan rasa nyaman. Karena pada kenyataan yang Joko ketahui , bahwa pekerja penyandang disabilitas sering merasa tidak kerasan (betah) , atau dibuat tidak kerasan kalau menjadi pekerja diluar sana. Namun hal ini tidak mematahkan semangat mereka. Bahkan salah satu penyandang disabilitas yang pernah bergabung dengan YPCM telah berhasil mendirikan usaha mandiri. Membangun bengkel las sendiri dengan pekerja yang juga penyandang disabilitas. Itu lah impian terbesar Joko. Bahwasanya mereka yang dibina di YPCM bisa berdikari menghidupi.
Joko mengakui masih banyak hal yang belum memenuhi impian kehidupan difabel di Yogyakarta. Ada gagasan dari sahabat Joko yang juga penyandang disabilitas untuk mengakibatkan Yogyakarta sebagai kota ramah difabel. Hal ini tentu memerlukan proses yang panjang dan tidak bisa tercapai kalau hanya disuarakan saja. Perlu pelaksanaan dari kata – kata. Impian Joko , Yogyakarta bisa menjadi percontohan kota ramah difabel dan ini tentu saja akan menunjukkan nilai plus untuk kota Pelajar itu sendiri.
Joko juga mempunyai pengharapan untuk penyandang disabilitas pada bidang pendidikan. Ia menyadari bahwa mereka juga memiliki kemampuan yang sama dibidang akademis. Perguruan Tinggi dibutuhkan Joko bisa mendapatkan mereka , kalau memang mereka memiliki kemampuan dan kemauan untuk menimba ilmu. Jangan dipandang sebelah mata , beri mereka kesempatan dan kepercayaan untuk bisa bersaing. Begitulah kalimat terakhir yang disampaikan Joko hari itu , bersamaan dengan selesainya semua manik – manik yang sedang dia bersihkan.
0 komentar:
Posting Komentar