Selasa, 15 Agustus 2017

Biografi Ir Soekarno Part 3 : Demokrasi Liberal

Biografi Singkat Ir Soekarno


Demokrasi Liberal (1950 - 1959)

Soekarno dan Hatta , memutuskan untuk segera mengubah bentuk negara menjadi negara kesatuan menyerupai yang dicita-citain waktu Proklamasi. Tugas pertama Soekarno sebagai presiden RIS ialah membuat RIS jadi NKRI.

Setelah mengganti bentuk negara dan mengganti undang-undang dari Konstitusi RIS ke UUDS 1950 , Soekarno memutuskan bahwa sekarang ketika yang sempurna untuk memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia. Sementara untuk urusan dalam negeri , Soekarno cuma mau tiga dilema diselesaikan oleh para Perdana Menteri:
  1. Irian Barat direbut kembali.
  2. Pemilihan Umum.
  3. Menjaga keutuhan NKRI.
Hal pertama yang ia lakukan ialah merencanakan sebuah pertemuan akbar di Bandung bersama dengan PM Ali Sastroamijoyo. Pertemuan itu berjulukan Konferensi Asia Afrika (KAA). Dengan pidato yang mantap untuk mempersatukan kerjasama antar negara-negara di Asia dan Afrika , Soekarno menggoyang panggung KAA dan mengenalkan nama negara kita pada negara-negara di Asia dan Afrika.

Keberhasilan Ali dan Soekarno di KAA bikin nama Indonesia semakin konkret di kancah internasional. KAA dianggap oleh bangsa-bangsa dunia ke tiga sebagai wujud dari perlawanan atas penjajahan dan kolonialisme. Status ini dipake sama Soekarno untuk muncul ke tengah-tengah panggung dunia sebagai tokoh yang sangat anti penjajahan dan menjunjung tinggi kenetralan. Baik Eisenhower & Kennedy (dua presiden Amrik) maupun Nikita Khrushchev (pemimpin Uni Soviet) menaruh perhatian besar kepada sosok Soekarno. Di mata dunia , Sukarno menjadi sosok pemimpin yang betul-betul netral dalam perang cuek , tidak memihak (non-blok) , namun secara tegas menolak penjajahan dan kolonialisme. Itulah kenapa , Soekarno bisa dekat dengan banyak pemimpin dunia dari banyak sekali macam latar belakang ideologi.



Setelah diadakan KAA , Pemilu pun digelar. Hasilnya justru membuat Soekarno kecewa. PNI , Masyumi , NU , PSI , saling melaksanakan serangan politik satu sama lain. Di sisi lain , PKI justru berhasil menarik simpati rakyat sebagai organisasi awal yang mengimpun massa dalam revolusi untuk melawan Belanda dan juga aksi militer setelah masa kemerdekaan.

Pendapat tubuh legislatif hasil pemilu waktu itu mengusulkan Hatta yang mampu ngatasin semua ini dan selayaknya ia jadi Perdana Menteri. Bung Hatta malah memutuskan untuk mengundurin diri dari posisi Wapres. Dalam UUDS 1950 berisi bahwa tidak boleh Wapres jadi PM , di sisi lain Bung Hatta makin tidak cocok sama Bung Karno dalam visi politiknya.

Sendirian , Soekarno mendapat pertolongan dari TNI . Dengan pertolongan penuh dari Jenderal Nasution yang dipercaya sebagai Panglima TNI , muncullah Dekrit Presiden 1959. Kekuasaan kembali jatuh ke tangan presiden.

Demokrasi Terpimpin - Lengser dari Pemerintahan (1950 - 1966)

Menurut Soekarno , konsep demokrasi terpimpin lah yang paling cocok dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia , secara sosiologis ialah bangsa yang membutuhkan figur Pemimpin yang dipercayai oleh rakyatnya.

Supaya ada yang mengevaluasi dan mencegah dirinya tidak menjadi diktator , diangkatlah tiga orang yang diberi jabatan sebagai Deputi Perdana Menteri: Dr. Leimena , Khairul Saleh , dan Subandrio , . dan juga dibentuk MPRS dan DPR Gotong Royong.

Biografi singkat Soekarno PART 1PART 2PART 3PART 4

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Rahasia Artis - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz