Sosok dibalik Penulis Hebat “TERELIYE”
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti , walau menyakitkan itu harus dilalui semoga langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah , memaafkan orang lain bersama-sama jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.”Tere Liye , Sunset Bersama Rosie
Siapakah yang tidak tau penulis mahir dan terkenal Tereliye ?
Mungkin sebagian orang tidak terlalu mengenal sosok tereliye tersebut tetapi pasti banyak dari anda pasti tau atau pernah membaca satu dua ataupun lebih buku karya tereliye ini. Karya karya dia sangatlah mengagumkan dan selalu mempunyai makna yang sangatlah menyentuh.
Tere Liye begitulah nama yang tenar dikalangan para pembaca. “Tere Liye” itu sendiri merupakan nama pena yang diambil dari bahasa India dengan arti : untukmu , untuk-Mu. Mungkin nama aslinya yaitu Darwin tere liye , lahir di pedalaman Sumatra selatan tanggal 21 Mei 1979. Darwin Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan telah di karunia seorang putra berjulukan Abdullah Pasai. Darwin yaitu anak keenam dari tujuh bersaudara yang tumbuh dalam keluarga petani
Tereliye yaitu orang yang sangat sederhana. Tereliye menggenggam pendidikan sekolah dasar di SDN 2 kikim Timur , Sumatra Selatan dan kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 2 kikim Sumatra selatan dan setelah itu melanjutkan sekolah menengah asta di SMA Bandar lampung. Saat tereliye menempuh pendidikan tinggi , dia merantau ke tahan jawa . dia berkuliah di Universitas Indonesia di Falkultas Ekonomi.
Tereliye diketaui telah bekerja sebagai karyawan dengan profesi seorang akuntan. Beliau selalu berpenampilan menggunakan peci dan baju yang kasual ketika bekerja. Terelie mengatakan bahwa menulis yaitu sebagaian dari hobi yang dikembangkannya.
Tereliye telah menerbitkan lebih dari 30 buku dari tahun 2005 higga 2016. Novel novel tereliyepun sempat atau pernah diangkat ke layar beling yaitu sholat delisa , moga bunda disayang allah , bulan terbelah di langit amerika. Pada tahun 2016 ini maxima pictures akan kembali mengangkat dongeng novel tereliye tersebut ke layar lebar. Maxima dikabarkan akan memfilmkan tiga novel sekaligus yaitu 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin' , 'Ayah ku (Bukan) Pembohong' dan 'Rembulan Tenggelam di Wajah Mu'.
Proses syuting ketiga film tersebut insyaallah akan dimulai tahun ini. Semoga saja filmnya akan cepat dirilis dan semoga kita para pembaca novel tereliye tidak kecewa dengan hasil film tersebut.
“Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Itu kehidupan kita. Tidak perlu siapa pun mengakuinya untuk dibilang hebat. Kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. Karena bersama-sama yang tahu persis kita bahagia atau tidak , nrimo atau tidak , hanya kita sendiri. Kita tidak perlu menggapai seluruh catatan mahir menurut versi insan sedunia. Kita hanya perlu merengkuh rasa tenang dalam hati kita sendiri. Kita tidak perlu menandakan apa pun kepada siapa pun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh , kalaupun orang lain menganggap kita demikian , pada kesannya tetapi kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.” ― Tere Liye , Rindu
0 komentar:
Posting Komentar